Keutamaan Surah Al Fatihah bagian 1


Imam Al Qurthubi seorang Mufassir yang dilahirkan di Andalusia dalam bukunya Al Jami’ Lil Akhkam Al Qur’an atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Al Qurthubi menjelaskan dengan jelas tentang keutamaan surah Al Fatihah. Dan pembahasan ini terbagi menjadi enam pembahasan:

Pertama, Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab bahwasanya Rasulullah Saw bersabda

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ مِثْلَ أُمِّ الْقُرْآنِ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَهِيَ مَقْسُومَةٌ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

Artinya: "Allah tidak menurunkan (surat) di dalam Taurat ataupun di dalam Injil yang seperti induk al Qur'an (al Faatihah), dan ia adalah As Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang) ia juga (surat) yang dibagi antara Aku dan hambaKu dan bagi hambaKu apa yang ia minta." (HR. Tirmidzi)

Di hadits yang lain Rasulullah Saw juga bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيدِ بْنِ الْمُعَلَّى قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ فَدَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي فَقَالَ أَلَمْ يَقُلْ اللَّهُ { اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ } ثُمَّ قَالَ لِي لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ السُّوَرِ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ الْمَسْجِدِ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ قُلْتُ لَهُ أَلَمْ تَقُلْ لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ

Dari Abu Sa'id bin Al Mu'alla dia berkata; Suatu saat saya sedang melaksanakan shalat di masjid, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilku namun saya tidak menjawab panggilannya hingga shalatku selesai. Setelah itu, saya menemui beliau dan berkata; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sesungguhnya pada waktu itu saya sedang shalat." Beliau bersabda: "Bukankah Allah 'azza wajalla telah berfirman; 'Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu.'" Beliau bersabda lagi: "Sungguh, saya akan mengajarimu tentang surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Quran sebelum kamu keluar dari Masjid." Kemudian beliau memegang tanganku, dan saat beliau hendak keluar Masjid, saya pun berkata; "Bukankah engkau berjanji; 'Saya akan mengajarimu surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Quran.' Beliau menjawab; (Yaitu surat) AL HAMDU LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam), ia adalah As Sab'u Al Matsani, dan Al Qur`an Al Azhim yang telah diwahyukan kepadaku.

Al Anbari menyebutkan dalam kitab Ar-Rad diriwayatkan bahwasanya Mujahid pernah berkata, “Sesungguhnya Iblis menjerit empat kali. Pertama ketika dilaknat (oleh Allah). Kedua ketika diturunkan dari Surga. Ketiga ketika Muhammad diangkat menjadi Nabi . Dan keempat ketika Fatihul Kitab (surah Al Fatihah) diturunkan. Dan Al Faatihul Kitab itu diturunkan di Madinah”.

Kedua, Para ulama berbeda pendapat tentang (keutamaan) sebagian surat dan ayat atas sebagaian yang lain, juga tentang keutamaan sebagaian nama Allah yang baik atas sebaian yang lain.

Sebagaian ulama berkata, “Tidak ada keutamaan bagi sebagian ayat dan surah (Al Qur’an) atas sebagian yang lain. Sebab semuanya adalah firman Allah. Demikian pula dengan nama-nama Allah. Tidak ada keutamaan bagi sebagiannya atas sebagian yang lain. “Pendapat ini dipegang oleh Abu Al Hasan Asy’ari, Qodhi Abu Bakar bin Ath Thoyib, Abu Hatim Muhammad bin Hiban Al Busti dan sekelompok fukaha. Pengertian seperti itu diriwayatkan dari Imam Malik. Yahya bin Yahya berkata, “Mengutamakan sebagian Al Qur’an atas sebagain yang lain itu keliru”. Demikian pula Imam Malik memakruhkan membaca sebuah surah (Al Qur’an) secara berulang-ulang dan sering namun tidak surah lainnya.

Diriwayatkan dari Imam Malik tentang firman Allah:

نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَآ اَوْ مِثْلِهَا ۗ
“Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya.”(QS. Al-Baqarah:106)

Imam Malik berkata, “Baik (ayat) yang muhkamah maupun yang dinasakh”. Ibnu Kinanah juga meriwayatkan pendapata demikian dari Imam Malik.

Mereka beragumentasi dengan mengatakan, “Sesungguhnya pengutamaan itu mengindikasikan adanya kekurangan pada ayat atau surah yang tidak diutamakan. Sedang pada hakikatnya, seluruh (ayat dan surah Al Qur’an itu) itu satu (kesatuan). Semuanya adalah firman Allah dan firman Allah tidak mempunyai kekurangan”.

Al Busti berkata, “Makna dari sabda Nabi: “Tidak ada dalam Taurat dan tidak ada (pula) didalam injil seperti Ummul Qur’an adalah Allah tidak memberikan pahala kepada pembaca Injil dan Taurat seperti yang diberikan kepada Ummul Qur’an. Sebab Allah dengan keutamaannya telah mengutamakan ummat ini atas ummat-ummat yang lainnya serta memberikan pahala membaca firman-Nya lebih banyak daripada pahala membaca firman-Nya yang diberikan kepada selain mereka. Semua ini merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada ummat ini”.

Al Busti juga berkata, “Makna sabda Rasulullah: Surah teragung, maksudnya adalah teragung dalam pahalanya, bukan sebagian surah Al Qur’an lebih agung dari sebagian yang lain”.

Sekelompok orang mengatakan tentang adanya keutamaan (bagi sebagian ayat dan surah Al Qur'an atas atas sebagian yang lainnya). Adapun makna yang terkandung dalam firman Allah ta'ala :

وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ  ۚ  لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ
"Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."(QS. Al-Baqarah :163)

Akhir surah Al Hasyr, dan akhir surah Al Ikhlas yang menunjukkan atas keesaan Allah dan sifat-sifat-Nya makna tersebut tidak terdapat misalnya pada firman Allah ta'ala :

Allah SWT berfirman:
تَبَّتْ يَدَاۤ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ
"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!"(QS. Al-Lahab : 1) dan firman Allah yang lainnya.

Pengutamaan sebagaian ayat dan surah Al Qur'an atas sebagian yang lain itu terdapat makna-maknanya yang Agung dan kwantitas makna-makna tersebut yang banyak, bukan dari aspek sifat, dan ini merupakan pendapat yang benar. Diantara orang yang mengatakan tentang adanya Pengutamaan tersebut adalah Ishaq bin Rahawaih dan para ulama dan mukalimin lainnya. Pendapat ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Abu Bakar bin Al Arabi dan Ibnu Al Hishar, berdasarkan hadits:

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ { اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ } قَالَ فَضَرَبَ فِي صَدْرِي وَقَالَ وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ

Dari Ubay bin Ka'ab ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hai Abu Mundzir! tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al Quran yang ada padamu yang paling utama?" Abu Mundzir berkata; saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bertanya lagi: "Hai Abu Mundzir, tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al Quran yang ada padamu yang paling utama?" Abu Mundzir berkata; Saya menjawab, "ALLAHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM." Abu Mundzir berkata; lalu beliau menepuk dadaku seraya bersabda: "Demi Allah, semoga dadamu dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Mundzir." (HR Bukhori dan Muslim)

Ibnu Al Hishar berkata, “Aku merasa heran terhadap orang-orang yang menyebutkan adanya perbedaan pendapat, padahal terdapat nash-nash ini”.

Ibnul Al ‘Araby berkata: Sabda Rasulullah Saw, “Allah tidak menurunkan (surat) di dalam Taurat ataupun di dalam Injil yang seperti induk al Qur'an (al Faatihah),” menunjukkan bahwa beliau tidak mengomentari apa yang terdapat di dalam semua kitab. Seperti shukhuf yang diturunkan, Zabur dan selainnya. Karena apa yang disebutkan oleh beliau adalah merupakan paling utama. Apabila sesuatu menjadi utama diantara yang paling utama, maka ia menjadi terutama diantara semuanya. Seperti perkataan, Zaid adalah ulama yang paling utama maka Zaid adalah manrausia yang paling utama”.

Surah Al Fatihah mememiliki sifat yang tidak terdapat pada selainnya. Sehingga dikatakan bahwa seluruh Al Qur’an terdapat pada surah Al Fatihah. Al Fatihah berisi dua puluh lima kata yang mencakup semua pengetahuan Al Qur’an.

Dan diantara kemuliaan surah Al Fatihah adalah Allah membaginya menjadi dua bagian. Sebagian untuk Dzat-Nya dan sebagian lain untuk hambanya. Selain itu, upaya untuk mendekatkan diri (Shalat) kepada-Nya tidak sah kecuali dengan membaca surah Al Fatihah. Dan tidak ada perbuatan yang pahalanya sebanding dengan pahala membacanya.

Atas dasar inilah surah Al Fatihah menjadi Ummul Qur’an Al Adzim. Sebagaimana Firman Allah :

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ 
"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa."(QS. Al-Ikhlas:1)

Berisi tentang semua yang berkaitan tentang Tauhid. Maka demikian inilah makna sabda Rasulullah kepada Ubay, “Ayat manakah di antara ayat-ayat Al Quran yang paling utama?".
Ubay menjawab,{ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ } QS Al Baqarah:225. Ayat ini menjadi ayat yang paling utama karena mencakup semua hal yang berkaitan tentang tauhid. 

Rasulullah juga bersabda:

أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ

Sebaik-baik yang pernah aku baca dan juga nabi-nabi sebelumku adalah: 'LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH' (Tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya) ". Merupakan lafadz dzikir yang paling utama. Karena mencakup tentang tauhid. Sedangkan Surah Al Fatihah mencakup tauhid, ibadah, nasehat dan dzikir. Dan hal itu bukanlah suatu hal yang mustahil dalam kekuasaan Allah.


Bersambung…

(Rhofiq Feyz)

No comments

Theme images by suprun. Powered by Blogger.