Perjalanan dakwah ke suku Togutil Pedalaman Halmahera
Bersama dengan suku Togutil di daerah Waya, Halmahera Timur. |
Majelis
Dakwah Islam Indonesia atau Madina dengan salah satu Da'inya Ustadz Rofiq Faizin, berhasil
menembus hutan Halmahera dan bertemu dengan suku Togutil yang berada di
daerah Patlian, Kec. Maba Utara, Kab. Halmahera Timur.
Suku
Togutil merupakan suku yang sampai sekarang tetap bertahan tinggal di
hutan belantara Halmahera. Dengan rumah sederhana tanpa dinding dan
beratap daun woka. Diantara mereka pun masih banyak yang memakai
sabeba, meski sebagian sudah memakai pakaian biasa. Togutil sendiri
memiliki arti “suku yang hidup di hutan” atau dalam bahasa Halmahera
pongana mo nyawa.
Makanan keseharian mereka adalah sagu, pisang
mentah yang dibakar, kelapa, kasbi atau singkong, batata dan ikan. Dan
tidak makan sampai dua hari, bagi mereka itu suatu hal yang biasa. Jika
selama dua hari itu mereka tidak mendapatkan makanan apa-apa.
Mayoritas diantara mereka tidak mengenal agama maupun siapa yang telah
menciptakan mereka. Maka ini sudah menjadi kewajiban kita semua untuk
bisa mengenalkan kepada mereka agama yang benar dan siapa yang telah
menciptakan mereka.
Perjalanan untuk bisa sampai menemui mereka
bukanlah tanpa halangan. Dari melewati lautan, menyebrangi sungai,
jalanan yang berlumpur, tidak ada sinyal maupun listrik, kehujanan di
tengah hutan, jalan kaki ber jam-jam hingga bertemu dengan buaya dan
ular.
Suku Togutil termasuk suku yang berwatak keras dan rasa curiganya sangat tinggi. Setiap bertemu dengan pendatang, mereka
mengganggap pendatang tersebut ingin membunuh mereka. Jadi tentu mereka
akan waspada dan bisa juga menyerang duluan dengan panah, tombak maupun
parang. Maka jangan sekali-kali masuk ke Tugotil sendirian. Bisa-bisa
pulang tinggal nama.
Suku Togutil ini saat ini jumlahnya masih
sekitar ribuan yang tersebar di hutan Halmahera Timur dan Halmahera
Tengah. Mereka hidup berkelompok, berpindah-pindah dan tinggal tidak
jauh dari sungai.
Suku Togutil tidak memiliki kepala suku. Hidup
berkelompok sesuai dengan hubungan kekeluargaan.
Antara satu kelompok
suku Togutil dengan kelompok yang lain tak jarang mereka saling
menyerang.
Rumah mereka yang tanpa dinding bukan tanpa alasan.
Karena dengan tanpa dinding, mereka bisa lebih waspada jika ada yang
datang mengganggu. Dan di atap rumah woka mereka, biasanya terselip
parang, panah maupun tombak untuk berjaga-jaga.
Pemerintah
daerah pernah membuatkan perumahan untuk mereka. Rata-rata rumah di
Maluku Utara beratap kan dengan seng. Ketika hujan datang, orang-orang
dari suku Togutil ini kabur kembali masuk ke Hutan. Mereka mengira
sedang di serang. Padahal itu hujan, karena beratap kan dengan seng maka
suaranya agak sedikit keras.
Dan ada juga seorang Da'i yang
ingin membawa salah seorang anak suku Togutil ke Ternate untuk dibina
dan diberi ketrampilan. Namun sama ayahnya, ustadz tersebut di
kejar-kejar dengan parang yang terhunus. Karena memang mereka
beranggapan setiap yang dibawa keluar dari hutan pasti akan dibunuh.
Padahal tidak, nah persepsi inilah yang membuat kesulitan tersendiri
dalam berdakwah ke suku Togutil.
Singkat cerita, setelah tiga
bulan dibina di Ternate anak suku Togutil tadi menjadi Muallaf. Yang
semula bernama Bui, kini menjadi Hamzah. Sekarang Hamzah setiap shalat
lima waktu pasti pergi ke Masjid untuk menunaikan shalat. Yang semula
tidak pernah mandi, sekarang setiap hari pasti mandi.
Akhirnya
Hamzah dibawa kembali pulang untuk menemui keluarga nya di Hutan.
Melihat Hamzah kembali pulang dalam keadaan hidup dan terlihat lebih
bersih. Kini ayahnya baru sadar bahwa anggapan itu ternyata salah. Dan
kemudian hari ayahnya Hamzah beserta ibu dan
adik-adiknya mengikuti jejak Hamzah menjadi seorang Muallaf.
Berdakwah ke suku Togutil tidakkah mudah. Selain mereka berbahasa
Tobelo yang tidak setiap dari kita mengerti, medan yang sulit ditempuh,
juga karena watak nya yang keras dan rasa curiganya sangat tinggi.
Tetapi dengan pertolongan Allah dan kesungguhan kita dalam berdakwah,
InsyaAllah lambat laun mereka akan menyambut seruan dakwah kita.
Rofiq Faizin.
Da'i Madina melaporkan dari Indonesia Timur.
Da'i Madina melaporkan dari Indonesia Timur.
Suku Togutil di dekat desa Patlian, Halmahera Timur. |
Seorang kakek suku togotil yang tinggal sendirian di tebing dekat pantai. |
Perjalanan menuju hutan dimana suku togutil berada. |
Kondisi jalan penghubung antar desa. |
Sungai dimana buaya berada. |
Masuk ke dalam hutan |
Kondisi jalan yang parah memaksa penduduk untuk menjadikan laut sebagai moda transportasi utama. |
Slots for sale | Casino | Hotels | JTG Hub
ReplyDeleteFind the best 해축 보는 곳 deals on casino slot 여수 출장안마 machines & games in Las Vegas, NV, 구리 출장샵 on JTG. Save big with 대전광역 출장마사지 our Hot Rate deals when you shop. 속초 출장마사지