Orasi Hani’ bin Qabishah dalam Perang DziQaar


Diceritakan bahwa Kishra Persia meminta kepada Hani’ bin Qabishah asy-Syaibani untuk menyerahkan amanat yang ditinggalkan oleh an-Nu’man bin al-Mundzir, raja Kerajaan Hirah (terletak di Irak).

Namun, Hani’ menolaknya. Maka, pecahlah pertempuran diantara pasukan Persia melawan kabilah Bakr, yakni suku asal Hani’, di suatu tempat di dekat Bashrah yang disebut dengan Dzi Qaar.

Sebelum perang berkecamuk, Hani’ berorasi di hadapan kaumnya, untuk menyemangati mereka maju ke medan pertempuran:

‎يا مَعشَرَ بكر، هالكٌ مَعذور، خَيرٌ مِن ناجٍ فَرور، إنَّ الحَذَرَ لا يُنجي مِن قَدَر، وإنَّ الصَّبرَ مِن أسبابِ الظُفرِ، المَنيَّةُ ولا الدَنيَّة، و استِقبالُ المَوتِ خَيرٌ مِن استدبارِه، و الطعنُ في ثَغرِ النُحورِ، أكرَمُ مِنهُ في الأَعجَازِ والظُهورِ، يا آل بكر قاتِلوا فما لِلمَنايا مِن بُد

“Wahai orang-orang Bakr, kematian yang bisa dijelaskan alasannya jauh lebih baik dibanding selamat karena melarikan diri. Sungguh, takut itu tidak bisa menyelamatkan dari takdir kematian yang telah ditetapkan. Sungguh, kesabaran adalah salah satu penyebab kemenangan. Lebih baik mati daripada terhina. Menyongsong kematian jauh lebih baik dibanding lari membelakanginya. Tikaman di pangkal leher lebih mulia dibanding tikaman di belakang dan punggung. Wahai keluarga Bakr, bertempurlah! Sungguh, kematian itu takkan bisa dihindari!”

Dan akhirnya kabilah Bakr meraih kemenangan atas pasukan Persia.

Satu contoh kisah nyata yang berani mengambil resiko untuk berperang daripada mengkhianati sebuah amanah. Suatu hal yang patut kita teladani. 

Di sisi lain Orasi atau khutbah Hani’ kalau di dalam Ilmu Adab termasuk dalam nasr, sebelum perang melawan pasukan Persia memiliki sebuah pesan yang amat dalam. 

Yaitu untuk tetap bersabar dalam peperangan dan tidak takut mati. Selain itu juga memberikan pesan...

1. Bahwa sesungguhnya mati dalam peperangan lebih mulia daripada hidup karena lari dari peperangan.
‎(هالك معذور خير من ناج فرور)
‎(المنية ولا الدنية)

2. Rasa takut tidak akan bisa menghindari kematian yang telah ditetapkan.
‎ (إن الحذر لا ينخي من القدر)

3. Sabar adalah kunci utama untuk bisa meraih kemenangan.
‎ (إن الصبر من أسباب الظفر)

4. Bertemu musuh dengan dada yang terbusung lebih baik daripada lari dengan menampakkan punggung.
‎(استقبال الموت خير من استدباره, و الطعن في ثغر النحور, أكرم منه في الأعجاز و الظهور)

5. Kematian adalah sebuah keniscayaan.
‎ (قاتلوا فما للمنايا من بد)

Itulah sekelumit kisah perang Dzi Qaar. Rela berperang demi mempertahankan sebuah amanah. Dengan orasi dari seorang Hani’ bin Qobishah yang penuh makna berhasil mengalahkan pasukan Persia. 

Pengembara hikmah
Rhofiq Feyz

No comments

Theme images by suprun. Powered by Blogger.